Menggapai Keindahan Antara Makanan dan Kemiskinan

          Foto: pexels.com

nusiva.satuw.com.- Menggapai Keindahan Antara Makanan dan Kemiskinan. Kemiskinan sudah pasti berkaitan dengan kekurangan dalam kebutuhan kehidupan sehari-hari baik itu uang, materi dan makanan. Sehingga ia tidak akan pernah hilang dari peta peradaban manusia. Kemiskinan sering menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang, padahal kita dilahirkan dalam keadaan miskin. Tidak ada orang yang mau menjadi miskin karena dipandang sebagai ketidakberuntungan kecuali oleh orang yang arif. Semua orang berlomba-lomba ingin kaya karena dengan kaya kita bisa makan enak yang banyak, bisa kemana saja, bisa berbelanja segala hal. Sayang sekali kemiskinan justru memiliki nilai-nilai kebahagiaan yang paling tinggi yang tidak cukup disadari oleh kita. Dengan miskin kita bisa bekerja sebagai khalifatu fil ardi dengan penuh semangat. Sehingga kita akan semakin banyak memiliki  pengalaman dalam hidup ini.

Salah satu ciri terpenting orang yang beriman yaitu mereka yang banyak bekerja. Maka, tidak ada salahnya bila kita bekerja merupakan tugas utama sebagai khalifatu fil ardi untuk memakmurkan bumi. Dengan lelah bekerja, lapar, kesusahan , tidak ada materi merupakan detail-detail kebahagiaan yang hakiki. Dengan lelah kerja kita akan merasa tidur nyenyak, dengan lapar kita akan merasakan makanan dengan sangat nikmat, dengan kekurangan kita akan bahagia bila ada yang mencukupi, dan dengan bekerja kita akan berkeringat, sehat serta bernilai ibadah. Hal semacam ini mungkin jarang ditemukan pada orang kaya karena orang yang kaya sebagian berorientasi hanya terhadap kehidupan dunia kecuali mereka yang meyakini kehidupan akhirat dan beriman kepadaNya. Sehingga mereka senang membelanjakan hartanya di jalan Allah swt, berbuat kebaikan dan pandai bersyukur.

Terdapat dua pokok penting kebahagiaan orang kaya dan orang miskin dalam menggapai keindahan.

1. Orientasi Kehidupan Dunia

Baik orang kaya maupun miskin yang meletakan tujuan hidupnya demi dunia tidak akan pernah merasakan keindahan, ketenangan dan kebahagiaan. Mereka akan sibuk mengumpulkan harta dan berlomba-lomba menggapai kenikmatan dunia. Maunya makan yang enak-enak terus dan jarang berpuasa. Sehingga muncullah istilah pada tipe seperti ini yaitu kalau lapar merontak dan kalau kenyang jadi bego. Yang mereka kejar hanya urusan perut dan dibawah perut. Sehingga menghalangi hatinya menerima kebenaran tentang  kehidupan akhirat.

2. Orientasi Kehidupan Akhirat

Bila orang kaya dan miskin meletakkan tujuan hidupnya demi akhirat, maka mereka akan berperilaku sederhana, tidak mewah-mewah, makan seadanya dan terbiasa bersedekah. Mereka yakin bahwa perut dan di bawah perut bukanlah tujuan yang hakiki, tetapi semua itu hanyalah sarana dalam hidup. Bagaimana pun keadaannya baik itu susah maupun senang akan selalu menerimanya berlapang dada. Biasanya orang seperti ini senang membelanjakan harta di jalan Allah swt. Bagi orang kaya yang berorientasi seperti ini timbul kesadaran untuk rajin berpuasa, menyantuni anak yatim dan pandai bersyukur. Sedangkan orang miskin yang berorientasi seperti ini akan selalu berusaha dan berdoa memasrahkan segala hidupnya kepada Allah swt sehingga ia bisa pandai mengelola makanan, tidak pelit, tidak pilih-pilah makanan dan memandang kekurangan sebagai kebahagiaan. Dia yakin bahwa kenikmatan dunia hanyalah sementara. Dengan demikian dia akan selalu merasakan  keindahan dan kebahagiaan hidup yang tiada taranya.

Inilah beberapa gambaran antara menggapai keindahan antara kemiskinan dan makanan. Bila kita paham apa saja yang kita makan akan terasa nikmat asalkan halal dan yang penting kita bisa hidup dan terus beribadah kepada Allah swt.



Post a Comment for "Menggapai Keindahan Antara Makanan dan Kemiskinan"