Mengintip PAPEDA sebagai Makanan Pokok Masyarakat Kepulauan Aru


         Foto: wikipedia.org

nusiva.satuw.com. Papeda Sebagai Makanan Pokok Masyarakat Kepulauan Aru. Kepulauan Aru adalah sebuah kabupaten yang kaya akan sumber daya alam daratan dan lautan di provinsi Maluku. Letaknya berbatasan dengan Australia di ujung selatan dan Papua (Timika) di bagian Timur. Sejak dahulu kala hingga kini masyarakat sini mengkonsumsi sagu sebagai makanan pokok dengan produk berupa papeda dan pom-pom. Dalam sejarah pun kepulauan Aru sebagai sentra penghasil sagu terbesar di Maluku yang memiliki nilai jual dan komiditi ekspor utama pada perdagangan dengan banyak saudagar dari Banda Naire ketika itu. Tak heran bila sagu menjadi makanan primadona masyarakat Aru yang tentu saja harganya terjangkau.

Siapa yang sering dengar tentang PAPEDA? Sejenis makanan pokok sebagian wilayah Maluku, Sulsel (Palopo), dan Papua. Papeda adalah bubur yang terbuat dari sagu dengan cara memanaskan dengan air. Papeda memiliki warna putih dan coklat serta teksturnya yang lengket.

Terdapat 2 cara membuat papeda.
Cara 1.
1. Wajan diisi air secukupnya dan dipanaskan.
2. Setelah air mendidih, masukkan tepung sagu.
3. Aduk merata sampai air kering dan membentuk bubur.
4. Angkat dan sajikan
Cara 2.
1. Letakkan tepung sagu dalam wadah.
2. Siram air mendidih perlahan sambil diaduk rata.
4. Bila sudah membentuk bubur, angkat dan sajikan.
Biasanya papeda yang bagus itu tidak terdapat bulatan kecil yang belum matang di dalamnya. Papeda yang hasil pembuatannya bagus itu sering dari tepung sagu yang sudah kering bukan dari tepung yang masih basah. Namun hal ini tergantung dari pengalaman si pembuat.

Sementara itu terdapat 2 warna dan bentuk tepung sagu. 1) berbentuk basah: Tepung sagu ini masih dibungkus oleh pelepah daun sagu yang menyerupai tahu yang lentur. Saat hendak dimasak mesti diiris. Bentuk sagu seperti ini biasa kurang sempurna jadi papeda saat diaduk karena masih mengandung banyak air. Memiliki berat sekitar 2-3kg satu buah yang berbentuk wadah ember. Satu buah sagu biasa seharga Rp 50ribu di kampung dan Rp 70-80ribu di kota Dobo. 2) Berbentuk Kering: Tepung sagu yang sudah dijemur dengan baik. Waktu mengeringkannya sekitar 3 hari untuk menghilangkan kadar airnya dan akan menjadi seperti tepung terigu halus.

Kemudian Tepung Sagu memiliki 2 Warna. 1) Agak Coklat : Tepung sagu yang berwarna agak coklat akibat penggunaan air yang kecoklatan pada proses penyaringan sari tepung sagu. Penggunaan air coklat akibat tidak adanya ketersediaan air jernih karena lokasi pembuatannya jauh di tengah hutan. Tetapi makanan papeda yang dihasilkan tetap rasanya sama dengan dari sagu yang berwarna putih yaitu tawar dan enak. 2) Putih : Tepung sagu yang berwarna putih akibat penggunaan air jernih. Jadi, terkadang juga di lokasi pembuatan tepung sagu tersedia air jernih.

Sajian Papeda dan Lauk-Pauk

Papeda paling cocok disajikan dengan kuah ikan dan kuah sayur. Seperti kuah ikan merah dan kuah sayur bayam bening, apalagi dengan kuah kari kepiting, woow kamu lupa berdiri. Sedangkan di Sulawesi Selatan (kecuali Palopo) menyajikannya dalam bentuk potongan papeda kecil dengan campuran ikan dan sayuran yang sudah dibumbui disebut GAPURUNG/KAPURUNG. Papeda paling enak dimakan pada musim hujan dan bisa dikonsumsi oleh semua kalangan mulai dari yang masih bayi sampai yang sudah kakek ompong.

Demikian sahabat Nusiva tentang Papeda sebagai makanan pokok Masyarakat Kepulauan Aru. Yuk! Berkunjung ke sini. Nikmati Papedanya. 

Post a Comment for "Mengintip PAPEDA sebagai Makanan Pokok Masyarakat Kepulauan Aru"